![]() | |
| Cimariuk, 24 Juni 2010 05:05 |
Selasa, 3 Juli 2007
Mentari telah sempurna menampakkan sinarnya saat satu persatu sahabatku berdatangan kerumah, hendak mengantarkan kepergianku. Keputusanku untuk melanjutkan study di Kota Cilegon mendapatkan dukungan dari para sahabat, meski pada awalnya mereka menyesalkan keputusanku itu.
Sejujurnya, aku pun berat meninggalkan kota kelahiranku itu, sungguh. Berat meninggalkan keluargaku terutama nenek. Berulang kali nenek bertamya padaku
“ Ia, kumaha ia teh? Bakal betah kitu diditu?”
Dan berulang kali ku menjawab
“InsyaAllah mak, ia nyuhunkeun pidu’ana we ti emak,.”
Tak kuasa air mata ini menahan pedih yang kurasakan kali itu. Aku gak pernah pergi jauh sampai berhari-hari, apalagi ini, yang mungkin tidak akan cukup dalam waktu 1 atau 2 tahun saja. Banyak keluarga yang meragukan keputusanku. Tapi, ini demi kebaikan bersama. Aku ingin membuat mama bangga dengan apa yang akan aku dapatka nanti. Itu tekadku hingga detik ini.
Para sahabatku….
Mereka begitu menyayangiku, aku tahu itu. Mereka pasti mendo’akan yang terbaik untukku. Aku pun lama berbincang dengan para sahabat, dan satu yang hingga detik ini kuingat,
“jangan kembali sebelum jadi orang” kata salah satu sahabatku..
Tepat pukul 09.00, aku pun beranjak meninggalkan rumah tercinta. Berpamitan dengan keluarga untuk waktu yg cukup lama. Aku akan keperantauan.
· * *
Disepanjang perjalanan, masih ku ingat setiap detail “perpisaha kecil” dirumah tadi, air mata ini menemani perjalananku menuju Kota Cilegon, Kota dimana akan kuhabiskan masa-masa “Putih-Abuku”. Dengan mengucap “bismillah” ku bulatkan tekad untuk menggapai cita.
Dan kehidupan baru pun dimulai…

Tidak ada komentar:
Posting Komentar