Ketakutan-ketakutan akan membatasi Anda untuk melakukan berbagai hal yang sangat berarti bagi Anda.


Mulailah sekarang juga untuk melangkah,

menuju tujuan Anda

meskipun selangkah demi selangkah tetapi akan membawa Anda ke tujuan,

asal arah yang Anda tempuh benar.


Mimpi memang sangat perluuntuk memelihara gairah hidup dan kemajuan,

tetapi mimpi tanpa disertai tindakan hanyalah seperti pepesan kosong belaka.


Aplikasi atau tindakanlah yang membuat orang sukses,

tentu saja setelah mimpi yang tinggi

dan ilmu yang mencukupi.

Jumat, 10 Februari 2012

Muhasabah Diri

Hari demi hari usiamu kian berkurang,
Tapi engkau tidak pernah menyadarinya.
Setiap hari Allah datangkan rezki kepadamu,
Tapi engkau tidak pernah memujiNya.
Dengan pemberian yang sedikit, engkau tidak pernah mau berlapang dada.
Dengan pemberian yang banyak, engkau tidak juga pernah merasa kenyang.

Wahai manusia !
Setiap hari Allah datangkan rezki untukmu.
Tapi setiap malam malaikat datang kepadaNya dengan membawa catatan perbuatan jelekmu.
Engkau makan dengan lahap rezkiNya,
Tapi engkau tidak segan-segan pula berbuat durjana kepadaNya.

Wahai Manusia !
Allah kabulkan jika engkau memohon kepadaNya,
KebaikanNya tak putus-putus mengalir untukmu.
Namun sebaliknya, catatan kejelekanmu sampai kepadaNya tiada henti.
Allah adalah pelindung terbaik untukmu,
Tapi engkau hamba terjelek bagiNya.

Wahai Manusia !
Kau raup segala apa yang Allah berikan kepadamu,
Tapi Allah tutupi kejelekan yang kau perbuat secara terang-terangan.
Tidak malukah kalian kepada Allah?

Wahai Manusia !
Engkau melupakan Allah
Tapi engkau ingat pula kepada yang lain.
Kepada manusia engkau merasa takut,
Tapi kepada Allah engkau merasa aman-aman saja.
Pada manusia engkau takut dimarahi,
Tapi pada kemurkaan Allah engkau tak peduli.

Wahai Manusia !
Bersujudlah dan bertaubatlah kepada Allah SWT serta menangislah.
Betapa banyak dosa yang telah kita lakukan selama ini.
Lihatlah, betapa banyak kelalaian yang telah kita lakukan selama ini!

Ya Allah,
Aku hanyalah sebutir pasir di gurun-Mu yang luas
Aku hanyalah setetes embun di lautan-Mu yang meluap hingga ke seluruh samudera

Aku hanya sepotong rumput di padang-Mu yang memenuhi bumi
Aku hanya sebutir kerikil di gunung-Mu yang menjulang menyapa langit
Aku hanya selonggok bintang kecil yang redup di samudera langit Mu yang tanpa batas.

Ya Allah.
Hamba yang hina ini menyedari tiada artinya diri ini di hadapan Mu.
Tiada Engkau sedikitpun memerlukanku,
Tapi hamba ini terus menggantungkan segunung harapan pada Mu.

Ya Allah,
Ibadahku hanya sepercik air
Bagaimana mungkin sepercik air ini dapat memadamkan api neraka Mu.
Betapa sedar diri ini begitu hina dihadapan-Mu.
Jangan jadikan hamba hina dihadapan makhluk-Mu.
Diri yang tangannya banyak maksiat ini,
Mulut yang banyak maksiat ini,
Mata yang banyak maksiat ini,
Hati yang telah dikotori oleh noda ini,
Yang memiliki keinginan setinggi langit,
Mungkinkah hamba yang hina ini menatap wajahMu Yang Mulia?

Ya Allah,
Ampunilah aku dan saudara-saudaraku yang telah memberi arti dalam hidupku,
Berikanlah kejayaan dan mudahkanlah urusan mereka,
Mungkin tanpa kami sedari,
Kami pernah melanggar aturan Mu.

Ya Allah,
Ampunilah kami,
Pertemukan kami dalam syurga Mu dalam bingkai kecintaan kepada Mu.

Ya Allah
Siangku tak selalu dalam iman yang teguh,
Malamku tak senantiasa dibasahi airmata taubat,
Pagiku tak selalu terhias oleh zikir kepada Mu,
Begitulah si lemah ini dalam upayanya yang sedikit
Janganlah kau cabut nyawaku dalam keadaan lupa pada Mu,
Atau dalam maksiat kepada Mu.
Ya Tuhanku tutuplah untuk kami dengan sebaik-baiknya penutupan !!!

Ya Allah,
Kami bukanlah hamba Mu yang pantas memasuki syurga firdaus Mu,
Tidak pula kami mampu menanggung akan siksa api neraka Mu,
Berilah hamba Mu ini ampunan, dan hapuskanlah dosa-dosa kami,
Sesungguhnya hanya Engkaulah Sang Maha Pengampun.

Ya Allah,
Dosa-dosa kami seperti butiran pasir dipantai,
Anugerahilah kami ampunan wahai Yang Maha Agung,
Umur kami semakin berkurang setiap hari,
Tapi dosa-dosa kami terus bertambah.
Adakah pintu taubatku masih terbuka?

Ya Allah,
Hamba Mu yang penuh maksiat ini bersimpuh menghadapMu,
Ku akui dosa-dosaku dan memohon ampun kepadaMu,
Ampunilahku Ya Allah,
Kerana hanya Engkaulah Sang Pemilik Ampunan .

*****
Teguran untuk diri ini, yang masih lalai akan nikmat yang telah Dia berikan.
Ya Allah, semoga dengan berkurangnya usiaku, aku bisa semakin dekat dengan-Mu, bisa menjadi hamba terbaik-Mu. Amiin.

Senin, 09 Januari 2012

Belajar dari HUJAN

Mungkin sekarang sudah waktunya berganti musim
Hari mulai hujan
Didahului langit hitam kelam...
Ada sedikit rasa takut...
Kesepian..
Kemudian turunlah hujan..
manusia dengan sejuta kegagahannya.
jadi tak berarti apa-apa disaat hujan..
hanya bisa diam..
Mungkin merenung..
Banyak memory yang tiba-tiba serasa menggores dada..
Disaat hujan..
Sejuta kenangan yang tanpa permisi hadir menyentuh jiwa..
Rasa pedih, perih, rindu, kangen kembali hadir bersama rintiknya hujan..
Hujan deras..
Ada yang mencermati, mengagumi, membiarkan diri..
Ada juga yang marah-marah karena aktivitasnya terhenti..
Ada rasa takut..
Merasa hujan bagai badai yang menghempas seluruh hidup..
TAPI SIANG INI
ENTAH MENGAPA HUJAN PUN JADI MAKNA..
Selalu ada pelangi setelah hujan..
Awan selalu kembali cerah..
Anak kecil, tukang jualan sampai pekerja kembali memenuhi jalan..
Hujan ternyata bukan untuk selamanya..
Kadang panjang..
Kadang teramat panjang..
tapi semua kembali normal..
Masih ada kehidupan setelah hujan..
MASALAH ITU IBARAT HUJAN..
BETAPAPUN BERAT..
BETAPAPUN SAKIT..
MENYESAKKAN..
Suatu hari..pasti akan berakhir..
Bersabar menunggu, mungkin merenung sambil menanti hujan usai..
Tidak perlu menerobos derasnya..
Membiarkan diri bertambah sakit..
Atau basah kuyup..
Sedikit lagi..
Matahari akan bersinar kembali..
Sedikit lagi keceriaan akan kembali mengisi hari..
SEDIKIT LAGI... Hang On!!

Selasa, 13 Desember 2011

Lamaran itu....


Siang yang cerah di Kota Bandung, dan bahagianya aku yang bisa kembali berkumpul bersama keluarga tercinta. Tak banyak yang berubah, selain teman – teman bermainku yang telah menggendong bayi mungil nan lucu, ach.. hidup ini memang terlalu singkat. Rasanya belum lama aku meninggalkan tempat ini, tapi teman- teman ku telah mendahuluiku untuk berkeluarga. Hmmm.... jodoh mereka begitu dekat, hanya do’a yang bisa ku persembahkan untuk pernikahan kalian, semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah dan warahmah, meski aku tak dapat menyaksikan hari bahagia itu, tapi aku cukup bahagia dengan apa yang kalian rasakan.
Dalam lamunan ku siang itu, ingin rasanya aku segera memiliki sebuah keluarga kecil, dimana ada aku, imamku dan juga jundi-jundi penerus generasiku. Tapi, lagi-lagi itu hanya sebuah lamunan kecil.
“Assalamu’alaikum..” terdengar lirih di depan rumah, kutengok dari kaca jendela kamarku, Indra teman kecilku.
“Wa’alaikumsalam.., masuk Dra” jawabku seraya mempersilahkannya masuk ke dalam rumah. “Tumben, ada apa nih? Sedang tidak sibukkah?” tanyaku membuka percakapan.
“Gak ada apa-apa, hanya ingin berkunjung dan bersua denganmu, rasa-rasanya sudah lama sekali kita tidak bertemu, di beberapa liburanmu tahun – tahun lalu, aku masih disibukkan dengan perkuliahan yang makin hari jadwalnya semakin padat saja, padahal ingin sekali aku bercerita kala liburanmu tiba, btw.. apa kabar, Li? Aku dengar kali ini kepulanganmu bukan sekedar untuk liburan, benarkah??” jelasnya panjang lebar
“iya ya, sudah lama kita tidak bersua. Seperti yang kamu lihat InsyaALLAH aku baik – baik saja. Perihal kepulanganku kali ini, aku memang berniat untuk kembali menetap di tempat ini.” Jawabku
Obrolan pun berlanjut, Indra bercerita banyak tentang masa – masa kuliahnya, dan sekarang sedang mempersiapkan untuk test Beasiswa S2 di Perancis, Subhanallah.. dia benar – benar menjadi bintang di keluarganya. Dan aku pun menceritakan bagaimana jatuh bangunnya kehidupanku di perantauan. Tak terasa siang itu pun berlalu, sambil berpamitan dia menyerahkan sebuah amplop putih kepadaku
“apa ini Dra?” tanyaku
“buka saja, tapi nanti ya, aku pamit pulang dulu.” Jawabnya
“baiklah, btw, sudah masuk waktunya ashar, sholat dulu disini ya Dra.” Ajakku.
Tidak biasanya Indra menolak ajakanku, dia memilih untuk sholat di rumahnya saja. Dan ia pun berlalu meninggalkanku dalam kebingungan, tiba-tiba Satria datang menghampiriku (kakak sepupuku), dan berkata
“sudahlah, berarti dia bukan imam yang baik buatmu”
Aku tak membalas perkataan itu, langsung kuambil air wudhu dan kudirikan sholat. Dalam doa’ku, apa maksud dari perkataan kak Satria? Bisa – bisanya dia berkata seperti itu? Lagian Indra itu kan hanya teman kecilku, dan aku rasa dia pun telah punya pilihan untuk mendampingi perjuangannya.
Teringat aku akan amplop putih yang diberikan Indra, perlahan kubuka dan kulihat isinya, secarik kertas putih bertuliskan goresan – goresan tinta hitam. Ku baca perlahan, berulang – ulang hingga ku mengerti apa maksud dari tulisan itu. masyaAllah dia melamarku lewat secarik kertas ini?? Tak kuasa aku pun menitikkan air mata, entah bahagia atau sedih. Teringatku perkataan kak Satria, ya Allah, apa yang harus kulakukan?
Dan haripun berganti, masih dengan kebimbangan yang kurasa. Indra yang selama ini dekat denganku, ternyata menginginkan aku untuk menemani perjuangannya? Ada celah keraguan dihati ini, entah apa itu.
***
Alarm pun berbunyi, menandakan waktu sudah pukul 03.00 dini hari, tahajud time... Ku terbangun, dan Astagfirullah.. itu hanya mimpi. Dan aku masih tetap disini, diperantauan untuk menggapai impian dan harapanku.


Mimpi yang mungkin sebagai petunjuk dari-Nya, bahwa Dia telah persiapkan seorang yang lebih baik yang akan menjadi imamku, dan orang itu adalah kamu, jodohku.