Ketakutan-ketakutan akan membatasi Anda untuk melakukan berbagai hal yang sangat berarti bagi Anda.


Mulailah sekarang juga untuk melangkah,

menuju tujuan Anda

meskipun selangkah demi selangkah tetapi akan membawa Anda ke tujuan,

asal arah yang Anda tempuh benar.


Mimpi memang sangat perluuntuk memelihara gairah hidup dan kemajuan,

tetapi mimpi tanpa disertai tindakan hanyalah seperti pepesan kosong belaka.


Aplikasi atau tindakanlah yang membuat orang sukses,

tentu saja setelah mimpi yang tinggi

dan ilmu yang mencukupi.

Selasa, 13 Desember 2011

Lamaran itu....


Siang yang cerah di Kota Bandung, dan bahagianya aku yang bisa kembali berkumpul bersama keluarga tercinta. Tak banyak yang berubah, selain teman – teman bermainku yang telah menggendong bayi mungil nan lucu, ach.. hidup ini memang terlalu singkat. Rasanya belum lama aku meninggalkan tempat ini, tapi teman- teman ku telah mendahuluiku untuk berkeluarga. Hmmm.... jodoh mereka begitu dekat, hanya do’a yang bisa ku persembahkan untuk pernikahan kalian, semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah dan warahmah, meski aku tak dapat menyaksikan hari bahagia itu, tapi aku cukup bahagia dengan apa yang kalian rasakan.
Dalam lamunan ku siang itu, ingin rasanya aku segera memiliki sebuah keluarga kecil, dimana ada aku, imamku dan juga jundi-jundi penerus generasiku. Tapi, lagi-lagi itu hanya sebuah lamunan kecil.
“Assalamu’alaikum..” terdengar lirih di depan rumah, kutengok dari kaca jendela kamarku, Indra teman kecilku.
“Wa’alaikumsalam.., masuk Dra” jawabku seraya mempersilahkannya masuk ke dalam rumah. “Tumben, ada apa nih? Sedang tidak sibukkah?” tanyaku membuka percakapan.
“Gak ada apa-apa, hanya ingin berkunjung dan bersua denganmu, rasa-rasanya sudah lama sekali kita tidak bertemu, di beberapa liburanmu tahun – tahun lalu, aku masih disibukkan dengan perkuliahan yang makin hari jadwalnya semakin padat saja, padahal ingin sekali aku bercerita kala liburanmu tiba, btw.. apa kabar, Li? Aku dengar kali ini kepulanganmu bukan sekedar untuk liburan, benarkah??” jelasnya panjang lebar
“iya ya, sudah lama kita tidak bersua. Seperti yang kamu lihat InsyaALLAH aku baik – baik saja. Perihal kepulanganku kali ini, aku memang berniat untuk kembali menetap di tempat ini.” Jawabku
Obrolan pun berlanjut, Indra bercerita banyak tentang masa – masa kuliahnya, dan sekarang sedang mempersiapkan untuk test Beasiswa S2 di Perancis, Subhanallah.. dia benar – benar menjadi bintang di keluarganya. Dan aku pun menceritakan bagaimana jatuh bangunnya kehidupanku di perantauan. Tak terasa siang itu pun berlalu, sambil berpamitan dia menyerahkan sebuah amplop putih kepadaku
“apa ini Dra?” tanyaku
“buka saja, tapi nanti ya, aku pamit pulang dulu.” Jawabnya
“baiklah, btw, sudah masuk waktunya ashar, sholat dulu disini ya Dra.” Ajakku.
Tidak biasanya Indra menolak ajakanku, dia memilih untuk sholat di rumahnya saja. Dan ia pun berlalu meninggalkanku dalam kebingungan, tiba-tiba Satria datang menghampiriku (kakak sepupuku), dan berkata
“sudahlah, berarti dia bukan imam yang baik buatmu”
Aku tak membalas perkataan itu, langsung kuambil air wudhu dan kudirikan sholat. Dalam doa’ku, apa maksud dari perkataan kak Satria? Bisa – bisanya dia berkata seperti itu? Lagian Indra itu kan hanya teman kecilku, dan aku rasa dia pun telah punya pilihan untuk mendampingi perjuangannya.
Teringat aku akan amplop putih yang diberikan Indra, perlahan kubuka dan kulihat isinya, secarik kertas putih bertuliskan goresan – goresan tinta hitam. Ku baca perlahan, berulang – ulang hingga ku mengerti apa maksud dari tulisan itu. masyaAllah dia melamarku lewat secarik kertas ini?? Tak kuasa aku pun menitikkan air mata, entah bahagia atau sedih. Teringatku perkataan kak Satria, ya Allah, apa yang harus kulakukan?
Dan haripun berganti, masih dengan kebimbangan yang kurasa. Indra yang selama ini dekat denganku, ternyata menginginkan aku untuk menemani perjuangannya? Ada celah keraguan dihati ini, entah apa itu.
***
Alarm pun berbunyi, menandakan waktu sudah pukul 03.00 dini hari, tahajud time... Ku terbangun, dan Astagfirullah.. itu hanya mimpi. Dan aku masih tetap disini, diperantauan untuk menggapai impian dan harapanku.


Mimpi yang mungkin sebagai petunjuk dari-Nya, bahwa Dia telah persiapkan seorang yang lebih baik yang akan menjadi imamku, dan orang itu adalah kamu, jodohku.

Kamis, 24 November 2011

FlashBack (putih abu)


Disodori dua brosur Sekolah, SMKN2 Cilegon (Kimia) dan SMK As-Syuhada Al-Khaeriyah di hari kedua aku berada di Kota ini, deg! Hati ini down, sungguh, aku ingin bersekolah di SMA, bukan SMK. Kala itu hatiku benar – benar menolak, ingin kukatakan bahwa aku memilih untuk kembali ke Kampung halamanku, tapi bibir ini tak kuasa berucap...
Tapi, akhirnya kakak sepupuku itu mengajakku ke sebuah SMK yang tidak ada di brosur itu, ya... SMK YP 17 Cilegon, menjadi pilihan beliau (bukan pilihanku). Hari –hariku semakin sulit, entah kenapa aku masih belum bisa menerima keputusan ini. 3 tahun, berada di tempat yang tak kuinginkan, mungkinkah dapat kulalui??? Pertanyaan itu yg terus berseliweran dibenakku..
Namun seiring berjalannya waktu, aku tak peduli mengenai keberadaanku, yang ku tahu “bukan apa yang sekolah ini berikan untukku, tapi apa yang bisa kuberikan untuk sekolah ini?”, hal ini yang membuat sudut pandangku berubah. Aku mulai bangkit, berusaha aktif di berbagai kegiatan. Aku bertekad dalam hati, bahwa namaku harus mengukir sejarah di sekolah ini, bagaimanapun caranya!!
Mulai saat itu pun aku membenahi pola pikirku, semangat belajarku dan memanaj waktuku sebaik mungkin. Tak ingin kusia-siakan sedetik saja untuk hal yang tidak akan memberikan manfaat dalam hidupku. Akupun mulai mengenal satu persatu orang yang akan menemani perjuanganku. And i’m proud of you all..
Even pertama yang berhasil aku ikuti bersama dua orang kakak kelasku adalah UNTIRTA Accounting Chalange di tahun 2008, meski tak dapat posisi di 3 besar, bahkan harus tersisih di penyisihan awal, itu tak menyusutkan tekadku untuk terus do something. Dan mulai banyak lah even – even lain yang aku ikuti, namun tidak membuahkan hasil maksimal. Never Give Up!!!
Tahun 2009 adalah tahun kejayaanku dimulai, aku menemukan sahabat hati (baca : Dina Purwanti) yang bisa menemani perjuanganku mewujudkan tekadku, meski sering kita berselisih faham, tapi aku terlanjur jatuh hati padanya... sebesar apapun rasa kecewaku terhadapnya, masih lebih besar rasa sayang ini untuknya..
Even selanjutnya adalah UNTIRTA Accounting Chalange (lagi), kali ini aku ditemani Chrisnia (teman seangkatanku) dan Alif (adik kelasku). Puji syukur, perjuangan kami dibalas dengan kemenangan di posisi kedua setelah SMAN 1 Tangerang dengan selisih 1 poin saja.
Setelah UAC, aku kembali harus mempersiapkan untuk Lomba Kompetensi Siswa (LKS), even paling bergengsi untuk tingkat SMK (kalo SMA Olympiade). Ada 2 kandidat untuk LKS Akuntansi (kudengar demikian) aku dan Chrisnia, namun entah apa yang menjadi pertimbangan para pembimbing kami, akhirnya aku yang  mewakili SMK YP 17 Cilegon untuk bidang lomba Akuntansi. Aku tidak sendiri berjuang ada Dina, Chris, Tiara, & Yuri di kategori Debat B. Inggris, Diah (secretary), Muniroh (Marketing), Intan  (perhotelan), Debora (TKJ), Yula (B. Indonesia) dan teman2 yang berjuang dalam bidang olah raga.
We'r the Champion
9 Januari 2010, aku dan rekan2 bisa mempertahankan predikat SMK 17 sebagai juara umum LKS tingkat Kota Cilegon, Alhamdulillah... dan yang sangat membuat hatiku bahagia adalah ketika “sahabat hati” ku pun akan menemani perjuanganku di LKS tingkat Prov. Banten. Karena selain motivasi dari diri sendiri, motivasi darinya (baca  :  Dina Purwanti) bisa menambah kekuatan tersendiri untukku. Dan berjuangan pun belum berakhir, kami harus tetap berlatih untuk even selanjutnya. Namun, kami harus kehilangan 1 teman perjuangan dari TKJ. (tetap semangat teman, meski perjuanganmu harus terhenti karena hal yg tidak masuk akal).
Aku pun bersyukur memiliki guru pembimbing yang sangat luar biasa (baca : Bu Ineu Anugrah), beliau sungguh luar biasa mendampingiku, mengajarkanku bukan hanya tentang Siklus Akuntansi atau pun Presentasi, tapi lebih pada pelajaran berharga dalam menghadapi peliknya kehidupan. Thank you mom... u’r the best.

best part
19 -21 April 2010 di Tangerang Selatan,  perjuanganpun dimulai...
3 hari kami bergelut dengan materi lomba yang diujikan, menambahkan kekuatan kami untuk saling memberikan kekuatan motivasi. Alhasil, sungguh luar biasa... ku persembahkan predikatku sebagai Juara 1 LKS Akuntansi tk. Prov. Banten untkmu (Baca : untuk Bu Ineu, Ibundaku, Ayahandaku dan sahabat hatiku DP)... dan perjuangan sesungguhnya pun baru akan dimulai.. LKS tk. Nasional

*Di salah satu kamar Hotel Santika Tangsel*
2 malam bersama guruku tercinta, rasa kagum terhadapnya semakin nyata... aku tahu beliaupun menyayangiku, sulit ku ungkapkan betapa aku menyayangimu... cukuplah aku yang tahu bagaimana aku mencintaimu...  bu, lelahnya aku dengan materi perlombaan itu, lebih lelah dirimu yang membimbingku sampai diposisi ini. Lelahnya hatiku atas perlakuan mereka, lebih lelah hatimu akan teguran-teguran mereka karena salahku. Maafkan aku, tak bisa kupersembahkan sesuatu yang lebih, selain kemenangan ini untukmu....

*Di salah satu kamar Red Top Hotel Jakarta*
12-15 Mey 2010, kembali bersama guru tercinta mengarungi malam, kali ini langit Jakarta yang menaungi kami.
Bukannya aku takut bermimpi, tapi usahaku belum mencapai maksimal untuk mempersembahkan kado terindah dihari ulang tahunmu, Bu. Aku tahu, begitu banyaknya orang yang mendoakan agar aku bisa berikan kado terindah untukmu. Maafkan aku Bu, aku tidak bisa mewujudkan harapanmu, tekad yang kubulatkan dalam hati untuk membalas rasa sakit yang kita rasakan selama disini, ternyata belum cukup untuk membawaku naik ke panggung itu sebagai 5 besar LKS Nasional Akuntansi. Malam puncak yang menambah kesakitan ini adalah ketika tak ada orang yang memperdulikanku kecuali dirimu.... aku tahu lebih sakit hatimu dibandingkan aku.. namun, tak semestinya kau rasakan ini bu. Cukuplah hati kita yang tahu, betapa keadilan tak tercipta malam itu. Bu, mungkin perjuanganku telah berakhir di Kota Jakarta ini, tapi perjuanganmu untuk membimbing anak2mu yang lain, adik-adik kelasku masih sangat panjang. Mungkin bukan aku yang akan mempersembahkan juara nasional untukmu, tapi kuyakin suatu saat nanti akan ada anakmu yang membalas perjuanganmu itu..meski tak akan sempurna. Terlalu banyak pengorbananmu untukku...

Dan....
Akhirnya aku pun berhasil melewati 3 tahun ku “ditempat yang tak kuinginkan” itu. Terimakasih ku yang tak terhingga untuk Bu Ineu Anugrah dan Dina Purwanti yang telah menghiasi hari – hariku dengan penuh arti. Juga kepada guru – guru tercinta Pak Tatang, Bunda Aan. Mrs. Imas, Pak Muhdi, Pak Harun, Pak Amin, Pak Darmono, Bu Nurina dan semua guru – guru tercinta semasa SMK ku, tak lupa Bu Elina Melanie, yang tak sempat mengantarkanku samapi kegerbang kelulusan, u’r the first mom whom i love. Juga kepada sahabat – sahabat ku Yustika, Erliana, Wiwit Putri, Gayu, Rohilah, Novi, Nofie, dan semua akuntansi 3, pengurus OSIS i love u all. Terima kasih telah mau menerima kehadiranku dalam kehidupan kalian..

Aku merindukan saat – saat indah itu...

Rabu, 16 November 2011

Renungan Buat yang Sedang Mencari Pasangan

Catatan ini saya dapat dari rasa penasaran saya tentang bagaimana seorang berani melangkah ke pernikahan. Semoga menginspirasi dan menambah keyakinan akan Janji Allah SWT.

* * *
Setiap kali ada teman yang mau menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama.. Kenapa kamu memilih dia sebagai suamimu/istrimu? Jawabannya sangat beragam. Dari mulai jawaban karena Allah hingga jawaban duniawi (cakep atau tajir :D manusiawi lah:P).
Tapi ada satu jawaban yang sangat berkesan di hati saya.Hingga detik ini saya masih ingat setiap detail percakapannya. Jawaban salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Lalu memutuskan menikah. Persiapan pernikahan hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja. Kalau dia seorang akhwat, saya tidak heran. Proses pernikahan seperti ini sudah lazim. Dia bukanlah akhwat, sama seperti saya. Satu hal yang pasti, dia tipe wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami. Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sulit untuk membuka diri. Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menanggapi dengan serius. Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi.
Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tanggal pernikahannya. Serta memohon saya untuk cuti, agar bisa menemaninya selama proses pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepala saya. Asli.
Saya pengen tau, kenapa dia begitu mudahnya menerima lelaki itu.Ada apakan gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia bisa memutuskan menikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk sekali waktu itu (sok sibuk sih aslinya). Saya tidak bisa membantunya mempersiapkan pernikahan. Beberapa kali dia telfon saya untuk segera mengambil cuti. Ada yang ingin dicarakannya tentang beberapa hal. Beberapa kali saya telfon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan pernikahannya. That's all. Kita tenggelam dalam kesibukan masing-masing.
Saya menggambil cuti sejak H-2 pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk menginap dirumahnya. Jam 11 malam, H-1 kita baru bisa ngobrol -hanya- berdua. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu kita. Padahal rencananya kita ingin ngobrol tentang banyak hal. Akhirnya, bisa juga kita ngobrol berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak pada saya. Beberapa kali Mamanya mengetok pintu, meminta kita tidur.
"Aku gak bisa tidur." Dia memandang saya dengan wajah memelas.
Saya paham kondisinya saat ini.
"Lampunya dimatiin aja, biar dikira kita dah tidur."
"Iya.. ya." Dia mematikan lampu neon kamar dan menggantinya dengan lampu kamar yang temaram. Kita melanjutkan ngobrol sambil berbisik-bisik. Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kita lakukan. Kita berbicara banyak hal, tentang masa lalu dan impian-impian kita. Wajah sumringahnya terlihat jelas dalam keremangan kamar. Memunculkan aura cinta yang menerangi kamar saat itu. Hingga akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini saya pendam.
"Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari tidurnya sambil meraih HP dibawah bantalku. Berlahan dia membuka laci meja riasnya. Dengan bantuan nyala LCD HP dia mengais lembaran kertas didalamnya. Perlahan dia menutup laci kembali lalu menyerahkan selembar amplop pada saya. Saya menerima HP dari tangannya. Amplop putih panjang dengan kop surat perusahaan tempat calon suaminya bekerja. Apaan sih. Saya memandangnya tak mengerti. Eeh, dianya malah ngikik geli. hihihi...
"Buka aja." Sebuah kertas saya tarik keluar.Kertas polos ukuran A4, saya menebak warnanya pasti putih hehehe... Saya membaca satu kalimat diatas dideretan paling atas.
"Busyet deh nih orang." Saya menggeleng-gelengkan kepala sambil menahan senyum. Sementara dia cuma ngikik melihat ekspresi saya. Saya memulai membacanya. Dan sampai saat inipun saya masih hapal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu.

Surat Lamaran Pernikahan
Kepada YTH

Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya
Di tempat

Assalamu'alaikum Wr Wb

Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.

Saya, yang bernama ...... menginginkan anda ......untuk menjadi istri saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Saat ini saya punya pekerjaan.Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan. Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan untuk Mencukup kebutuhan istri dan anak-anakku kelak.
Saya memang masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan ngontrak selamanya. Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan.
Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa.
Cinta saya juga biasa saja. Oleh karena itu. Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu suratan jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik. Kenapa saya memilih anda ? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istiqaroh berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda. Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah.
Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari saat ini. Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi jawaban pada saya. Saya kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini saya membaca surat 'lamaran' yang begitu indah. Sederhana, jujur dan realistis. Tanpa janji-janji gombal dan kata yang berbunga-bunga. Surat cinta minimalis, saya menyebutnya :D. Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum tertahan.
"Kenapa kamu memilih dia."
"Karena dia manusia biasa." Dia menjawab mantap.
"Dia sadar bahwa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya. Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kita dikemudian hari. Entah kenapa, Itu justru memberikan kenyamanan tersendiri buat aku.
"Maksudnya?"
"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih ada. Iya kan? Paling gak.
Aku tau bahwa dia gak bakal frustasi kalau suatu saat nanti kita jadi gembel.
"Ssttt." Saya membekap mulutnya. Kuatir ada yang tau kalau kita belum tidur. Terdiam kita memasang telinga. Sunyi. Suara jengkering terdengar nyaring diluar tembok.Kita saling berpandangan lalu cekikikan sambil menutup mulut masing-masing.
"Udah tidur. Besok kamu kucel, ntar aku yang dimarahin Mama." Kita kembali rebahan. Tapi mata ini tidak bisa terpejam. Percakapan kita tadi masih terngiang terus ditelinga saya.
"Gik..."
"Tidur. Dah malam." Saya menjawab tanpa menoleh padanya.Saya ingin dia tidur, agar dia terlihat cantik besok pagi. Kantuk saya hilang sudah,kayaknya gak bakalan tidur semaleman nih. Satu lagi pelajaran pernikahan saya peroleh hari itu.Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahwa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya.Begitupun dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah tergores sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahnnya kelak. Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tapi sebuah 'proses usaha'. Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, tahta dan'nama'. Embel-embel predikat diri yang selama ini melekat ditanggalkan. Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi karena Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan secara total pada Allah SWT yang membuat skenarionya.Maka semua menjadi indah. Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap umat-NYA. Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan. Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan. Kita hanya bisa memohon keridhoan Allah.. Meminta-NYA mengucurkan barokah dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah. Lalu, bagaimana dengan cinta ? Ibu saya pernah bilang, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu bisa bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Witing tresno jalaran garwo (sigaraning nyowo), kalau diterjemahkan secara bebas. Cinta tumbuh karena suami/istri (belahan jiwa). Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa. Amin.

Wassalam

Selasa, 15 November 2011

Dibalik Impian & Harapan...



Hari ini, denger kabar kalau adik di Bandung sedang sakit, sudah 4 hari tidak masuk sekolah.  Ya Allah... Semoga Kau berkenan untuk segera memberikan kesembuhan padanya.

Adikku yang ku cintai..
Maafkan aku yang belum bisa jadi kakak yang baik buatmu.. bahkan dalam keadaan kamu sakitpun aku tidak bisa berada disampingmu..
Maafkan aku yang beberapa hari ini lalai memberitahukan kabar padamu, Bahkan saat ku tahu kamu selalu memanggil namaku pun, aku masih bertahan pada egoku...

Adikku tersayang...
Meski raga ini tak bisa berada disampingmu, ketahuilah..aku disini dengan sejuta rasa sayang untukmu... aku disini dengan beragam do’a terbaik hanya untukmu...

Adikku yang shaleh...
Begitu bersih dirimu untuk menanggung sakit yang kini kau derita, terlalu suci dirimu untuk merasakan sakit yang tak semestinya... Tapi, ketahuilah adikku, bukan Allah tak menyayangimu... Melainkan Allah begitu menyayangimu, sehingga Ia beri sakit itu padamu sebagai pembersih jiwamu yang belum ternoda...

Sayangku...
Aku disini, mencoba meraih mimpiku untuk bisa membahagiakanmu. Mengumpulkan puing – puing kekuatan untuk ku membantumu mewujudkan citamu. Sungguh sayang, keinginanmu untuk menuntut ilmu di pesantren, menggetarkan hatiku, dan aku akan berusaha semampuku untukku melihatmu tersenyum di pesantren itu...

Adikku...
Bersabarlah sebentar menantiku membeli mimpiku, kelak ku kan datang dengan sejuta kebahagiaan untuk kita nikmati bersama, kan ku bayar semua waktuku yang terlewati tanpamu... Yakinlah adikku, kau akan rasakan bahagia itu...
#InsyaAllah

Ya Allah...
Begitu polosnya dia, memintaku untuk dapat kembali tinggal bersamanya. Begitu tenang kulihat senyum diwajahnya saat ku menemaninya bermain dan belajar. Ya Allah.. izinkan aku menggapai impianku untuknya... Kembali berkumpul bersama keluargaku dalam kebahagiaan yang kami dambakan, sebagai hasil dari kerja kerasku kini..karena dibalik impian dan harapanku.. adalah ibundaku tercinta, adikku tersayang, nenekku & bapak.

Cilegon, 12 November 2011 23:45

New Directors Oriflame itu Uplineku....


Cilegon, 12 November 2011 21:55


Mungkin aku ketinggalan berita, tapi tak apalah. Aku rasa ini masih menjadi topik hangat di jaringan bisnisku. Congratulation mamiku tercinta... akhirnya You become a New Directors Oriflame in this Years., dan aku bisa katakan pada d*line, pending member, prospek dan bahkan semua orang kalau “Upline ku sekarang udah director loh...dapat Cash Reward pertama 7 juta dari Oriflame diluar penghasilan bulanannya” Its amazing bukan??? Beliau itu masih termasuk lambat lho..(tapi masih lambatan aku koq mi ;*) kurang lebih satu tahun beliau join dBC Network nd bisa mencapai title Director. Ya... dibandingkan Leaders-leaders yang lain, yang bisa jadi directors kurang dari 1 tahun, tapi....  aku tetap bangga pada mamiku itu, Beliau tuh selalu semangat ngejalanin bisnis ini.
Meskipun jaringannya sedang gg bagus dalam hal tupo ataupun recruit, tapi beliau selalu memberikan energi positif buat kami para downlinenya, apalagi kalo aku udah mengeluh, beliau tuh gag pernah ninggalin aku sendirian, she always beside of me, dan terus memotivasiku. Padahal kalo kata mas Kris (di postingan sebelumnya) “downline yang sukanya ngeluh tinggalin aja”... *jangan pernah tinggalin aku ya mi...
Mi.. sejujurnya aku tuh ga mau mengeluh (lagi). Aku mau jadi core team mu yang bisa kamu andalkan, aku mau jadi salah satu leader dalam jaringanmu..
Mami Erna, aku tulis postingan ini untukmu yang menjadi semangatku....
Hari ini benar-benar banyak kejutan, tadi pagi kena tamparannya Mas Kris, sore – sore lihat di FB group Mami, Mbak Adel ngucapin congratz for new director Oriflame (Mami Erna), tambah tamparan tuh... *xixixi
Aku bersyukur berada dijaringan ini, dijaringan orang – orang yang benar – benar ingin meraih mimpinya dan kami memulai segala sesuatunya dari Nol, jadi aku ga pernah merasa sendiri disini. Aku sedang mencoba berdiri dari sandungan yang sempat menghadangku, aku sedang mencoba berlari untuk membeli mimpiku. Dan aku yakin “Tak ada yang gagal dalam bisnis M*LM! Yang ada adalah mereka yang berhenti menjalankannya” #quote from mbak Evi D. Ranti DiamondBCN.
Saat ini aku memang bukan siapa – siapa, tapi oneday aku pasti menjadi siapa
Saat ini aku hanya manusia biasa, tapi kelak aku pasti jadi Luar Biasa
Saat ini team ku masih sangat kecil, tapi seiring berjalannya waktu Teamku akan semakin besar
Saat ini aku hanyalah satu dari mereka yang mempunyai mimpi besar, suatu saat nanti aku akan menjadi salah satu dari mereka yang telah bisa membeli mimpi mereka.. #InsyaAllah
Lia Dahlia
YM & Gtalk : d.liesta4ever

Jumat, 11 November 2011

Sahabat Jiwa


always 4ever
Ku mengenalmu lewat JIWA, bukan lewat MATA
Kujadikan kamu SAUDARA lewat HATI, bukan sekedar BASA-BASI
Ku tak tahu seperti apa aku dalam pandangmu, selayak apa ku dalam ukhuwahmu
tapi yang ku tahu..
meski dengan keTERBATASan dan berbalut keKEKURANGAN
aku menulis NAMAmu di HATIku
Sejak awal
kita dalam balutan ISLAM UHIBBUKIFILLAH 


Andai saja kau tahu....
Engkaulah sahabat jiwaku, meski raga tiada pernah bersua dan jarak terbentang di antara kita.
Engkaulah saudaraku, walau darah kita tak sama dan terlahir dari rahim yang berbeda.
Tiada terlewat namamu dalam lirih doaku.
Tiada terungkap besarnya kasih ini padamu.

Sahabat, MAAFkan aku...
Moga keceriaan kan slalu menghias wajah indahmu dan ketenangan senantiasa menyelimuti jiwamu.

Sahabat, cinta ini karena-Nya....
Semoga  Allah pertemukan kita dalam indah mihrab-Nya dan memberi kita naungan manakala kelak tak ada naungan selain naungan-Nya.
 ~~@~~